Apa itu childfree? Seorang influencer Media Sosial bernama Gita Savitri atau Gitasav membahas kata “childfree” yang sedang tren dan menjadi viral.
Setelah membuat pernyataan childfree di Instagram miliknya, Gita Savitri kembali menjadi sorotan Nasional. Ungkapan seorang influencer Indonesia yang kini berdomisili di Jerman itu sempat membuat heboh netizen Indonesia yang kini aktif memperdebatkannya.
Sejak Gita Savitri memperjelas bahwa dia dan suaminya tidak ingin memiliki anak tahun lalu, ungkapan “childfree” menjadi sangat populer. Setelah Gita Savitri menjawab pertanyaan followersnya tentang “Resep Awet Muda”, dan kembali viral.
Ucapan Gita Savitri, sayangnya, menuai kecaman keras dari pengguna internet Indonesia. Ucapan Gita Savitri dianggap menyinggung anak-anak stunting dan para ibu-ibu yang memiliki anak.
Tidak hanya pengguna internet saja, sejumlah artis dan tokoh Indonesia juga berkomentar soal ini. Jadi apa itu childfree?
Anda dapat mendengarkan ulasan dari kami di bawah ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang dimaksud dengan childfree. Ingin tahu lebih dalam mengenai apa itu Childfree? baca artikel kami sampai selesai, ya!
Apa Itu Childfree?
Menurut Kamus Cambridge, childfree mengacu pada situasi di mana pasangan atau individu memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Childfree adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki anak, demikian menurut Ratna Yunita Setyani Subardjo, Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Ada dua kategori orang yang tidak memiliki anak. Kategori pertama meliputi individu atau pasangan yang telah membuat keputusan untuk tidak memiliki anak atau tidak dapat memiliki anak karena masalah medis. Bagaimana sudah paham mengenai apa itu childfree?
Kuncinya adalah orang tersebut memutuskan untuk tidak mengadopsi anak karena kondisi fisiknya yang tidak mendukung. Atau mereka yang mampu memiliki anak tetapi memilih untuk tidak memiliki anak setelah menikah.
Childfree juga dapat diartikan mengambil keputusan untuk tidak menginginkan anak karena alasan pribadi, baik melalui adopsi, alasan biologis, atau faktor lainnya. Pilihan untuk menjalani gaya hidup tanpa anak adalah pilihan pribadi.
Ada beberapa alasan pasangan atau individu memilih untuk tidak memiliki anak. Namun, hal ini masih tabu di Indonesia, di mana sebagian besar masih percaya bahwa memiliki anak melengkapi pernikahan dan keluarga.
Setiap individu atau pasangan memutuskan untuk menjalani gaya hidup tanpa anak dengan alasan masing-masing, yang tentunya telah dipelajari secara mendalam. Bahkan pemahaman pihak lain tentang hal ini mungkin tidak dijamin.
Namun, masih banyak orang yang beranggapan bahwa hidup tanpa anak melanggar nilai-nilai budaya dan agama. Alasannya adalah seorang wanita menggunakan pilihan ini untuk terbebas menjadi seorang ibu atau menghindari prosedur persalinan.
Pengungkapan influencer Gita Savitri bahwa dia telah memutuskan untuk hidup childfree adalah salah satu ilustrasinya. Pilihan Gita Savitri pun mendapat dukungan dan kritik dari netizen. Apa itu childfree harus Anda pahami sebaik mungkin.

Apa Alasan Memilih Childfree?
Seperti yang dikatakan sebelumnya, istilah “apa itu Childfree” mengacu pada seseorang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak karena alasan pribadi, yang masing-masing tidak diragukan lagi unik. Kesulitan lingkungan atau masalah lain menjadi salah satu alasan seseorang atau pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Beberapa pasangan dan wanita yang memutuskan untuk tidak memiliki anak percaya bahwa populasi dunia terus bertambah. Sementara itu, keadaan ini tidak sesuai dengan keadaan planet dan ketersediaan makanan. Jadi, opsi childfree dipilih. Sudah paham mengenai apa itu Childfree?
Selain itu, beberapa pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak karena mereka tidak yakin dengan kemampuan mereka untuk membesarkan dan merawat mereka. Inilah yang dikhawatirkan seseorang atau pasangan.
Meski ini merupakan pilihan pribadi, mayoritas masyarakat di Indonesia masih menganggap kata “childfree” sebagai hal tabu. Selain itu, menjadi childfree membawa banyak stigma sosial. Sebelum melangkah lebih jauh, Anda harus memahami apa itu childfree terlebih dahulu.
Beberapa Penyebab Pasangan Memilih Childfree
Tentu memilih menjadi childfree mempunyai alasan-alasan yang melatarbelakanginya, apa saja alasan tersebut?
1. Ekonomi atau masalah keuangan
Kesulitan keuangan dalam sebuah keluarga menjadi salah satu hal yang mendorong seseorang atau pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Karena mereka percaya bahwa memiliki anak pasti akan menghabiskan banyak uang. Mereka memutuskan untuk tidak mempunyai keturunan, karena yakin tidak akan mampu atau tidak mampu membesarkan mereka. Sudah paham tentang penyebab dan apa itu Childfree?
2. Prinsip atau nilai yang dianut
Wanita saat ini jauh lebih mandiri, yang membuat banyak dari mereka merasa memiliki hak untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri. Termasuk pilihan untuk childfree. Dan karena ini bersifat pribadi, tidak ada yang bisa membantah-nya.
3. Hanya keinginan untuk hidup bersama dengan pasangan
Seseorang mungkin hanya ingin tinggal bersama pasangannya tanpa alasan lain. Penyebabnya adalah karena beberapa orang khawatir akan kehilangan waktu berharga bersama pasangannya.
Orang atau pasangan seperti ini ingin menjaga kemesraan dan hanya memikirkan cinta pasangannya. Diyakini bahwa tidak memiliki anak membuat pernikahan lebih bahagia. Bisa dipahami mengenai apa itu childfree?
4. Kondisi kesehatan
Masalah kesehatan adalah faktor lain. Beberapa orang khawatir jika mereka tidak dapat membagi waktu antara mengurus diri sendiri dan anak-anak mereka karena mereka memiliki penyakit tertentu. Selain itu, menjadi childfree dianggap sebagai keputusan yang tepat.
5. Tidak bisa memiliki anak
Beberapa orang percaya bahwa mereka tidak akan pernah menjadi orang tua yang layak untuk anak-anak mereka di masa depan. Asuhan orang tua mungkin berdampak pada alasan ini.
Mempertimbangkan bagaimana orang tua mereka membesarkan mereka, mereka tidak yakin tentang kemampuan mereka untuk menjadi orang tua yang baik.
Ini adalah definisi dari istilah “childfree”, yang telah diperdebatkan oleh pengguna internet. Kami harap Anda bisa memahaminya, oke? Apa itu childfree memang istilah yang masih tabu, khususnya di Indonesia.
Bagaimana Childfree Menurut Islam?
Indonesia adalah bangsa pronatalis, artinya memiliki anak sangat dianggap sebagai syarat pernikahan sebagai hadiah, ahli waris, dan penerus.
Anak-anak juga dikatakan memperkuat hubungan antara istri dan suaminya, membuat pernikahan lebih berkomitmen dan menambah kebahagiaan.
Mengingat Islam merupakan agama dengan jumlah pemeluk terbesar di Indonesia, maka persoalan ini perlu dilihat dari perspektif Islam.
Selain itu, ditunjukkan dalam Prosiding Konferensi Internasional tentang Studi Sosial dan Islam 2021, bahwa fakta tidak memiliki anak bertentangan dengan hadits yang menganjurkan banyaknya keturunan.
Karena Rasulullah SAW memerintahkan pengikutnya untuk menikahi wanita subur agar memiliki anak, childfree berisi ajakan untuk tidak memiliki anak. Bagaimana sudah mengerti mengenai apa itu Childfree menurut islam?
Ada beberapa temuan dari investigasi ini yang perlu digarisbawahi. Secara khusus, Allah SWT lebih tahu tentang bagaimana orang bisa mengalami kebahagiaan yang sebenarnya daripada kebahagiaan palsu.
Apa itu childfree menurut beberapa kalangan menuai pro dan kontra Indonesia. Anda sebagai manusia berhak untuk memilih jalan hidup untuk mendapatkan kebahagiaan dan kepuasaan hidup.

Bagaimana Childfree Menurut Psikologis?
Masing-masing pihak bersikukuh bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik dalam perdebatan hidup saat ini mengenai apa itu Childfree.
Manfaat memiliki anak antara lain rasa percaya diri, bahwa seseorang akan merawat mereka saat mereka tua dan kemampuan untuk merasa seperti orang tua (yang membuat hidup lebih lengkap).
Memiliki anak tanpa memperhitungkan keadaan keuangan adalah egois, menurut individu yang menentang memiliki anak (childfree), dan memiliki anak tidak memberikan kebahagiaan atau keamanan di masa tua karena anak memiliki kebebasan untuk menjalani kehidupannya sesuka mereka.
Mari kita menganalisis secara mental kedua sudut pandang ini. Kami mulai dengan analisis dari Universitas Princeton yang dilakukan oleh Deaton & Stone pada tahun 2014. Jadi pastikan Anda memahami apa itu childfree sebelumnya.
Menurut temuan mereka, pasangan dengan dan tanpa anak benar-benar mengalami tingkat kepuasan hidup yang sebanding. Pasangan dengan anak memang merasakan emosi yang lebih baik secara keseluruhan daripada mereka yang tidak, tetapi mereka juga mengalami stres dan kecemasan lebih besar pada saat bersamaan.
Pasangan akan merasa lebih terpenuhi karena memiliki anak, tetapi memiliki anak juga membawa kewajiban dan tanggung jawab tambahan sebagai orang tua. Pasangan dengan anak-anak pada akhirnya mengalami perasaan yang lebih menyenangkan dan negatif secara bersamaan.
Kebahagiaan orang tua disamakan oleh para peneliti dengan roller coaster, lebih tinggi, tetapi lebih banyak pasang surut. Dibandingkan dengan pasangan childfree, ini berbeda (tanpa anak). Meskipun mereka tidak memiliki perasaan yang baik sebanyak pasangan dengan anak-anak, mereka juga tidak merasa cemas dan stres, yang membuat kebahagiaan mereka lebih konsisten.
Kembali ke sebuah studi bertahun-tahun lalu, yang membandingkan kebahagiaan orang tua dengan huruf U: ketika anak baru lahir, mereka mengalami peningkatan kebahagiaan yang signifikan, tetapi seiring bertambahnya usia anak, tingkat kebahagiaan itu akan terus menurun (karena menjadi orang tua penuh dengan tuntutan dan tanggung jawab).
Namun, begitu anak sudah dewasa dan mandiri, kebahagiaan orang tua akan meningkat sekali lagi. Ya, kita kembali ke ulasan sebelumnya. Apa yang menyebabkan orang tua merasa lebih stres dan cemas jika orang tua yang bahagia juga mengalami lebih banyak stres dan kecemasan?
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Glass, Simon, dan Andersson, Tuntutan waktu, tuntutan energi, kurang tidur, keseimbangan kehidupan kerja yang buruk (terutama untuk ibu yang bekerja), dan tuntutan finansial adalah contoh stres orang tua. apa itu Childfree harus dipahami sebaik mungkin.
Oleh karena itu, beberapa kendala ini diklaim harus diatasi sebelum memiliki anak jika ingin bahagia bersama mereka. Kebahagiaan akan tercipta jika pasangan mau membagi waktu, tenaga, uang, dan perhatiannya saat kehadiran sang anak.
Oleh karena itu, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Ketika Anda memiliki anak, perlu diimbangi dengan kriteria di atas, yaitu mampu menyeimbangkan waktu, membagi tenaga untuk mengasuh anak, dan memiliki dukungan finansial yang cukup. Apa itu childfree memang harus dipelajari secara mendalam, sehingga kita tahu apa dampak untuk kedepannya.
Kemudian, penelitian dari Becker, Kirchmaier, dan Trautmann (2019) menemukan bahwa ketika anaknya sudah dewasa dan meninggalkan rumah, atau mapan, pasangan yang memiliki anak akan lebih bahagia daripada pasangan yang tidak memiliki anak.
Mungkin ini ada kaitannya dengan rasa pencapaian dan signifikansi yang muncul karena mampu mengangkat seseorang dari ketergantungan (bayi baru lahir) menjadi mandiri.
Mana yang lebih disukai sekarang: tingkat kebahagiaan yang agak rendah tetapi lebih stabil, atau keadaan yang lebih bahagia tetapi juga lebih menuntut? Tidak ada pilihan yang lebih baik, itu adalah keputusan Anda sendiri.
Anda harus memikirkan setidaknya tiga alasan mengapa gagasan bahwa “memiliki anak” atau “tidak memiliki anak” adalah tindakan yang ideal adalah menyesatkan:
Pertama, budaya memiliki pengaruh yang kuat terhadap seberapa bahagia orang tua. Studi Glass, Simon, dan Andersson (2016) meneliti tingkat kebahagiaan pasangan menikah dengan anak versus pasangan menikah tanpa anak dari 22 negara berbeda. Temuan itu saling bertentangan.
Misalnya, pasangan tanpa anak cenderung lebih bahagia daripada mereka yang memiliki anak di Amerika Serikat, Australia, dan Inggris Raya. Namun, temuan serupa berbeda di Norwegia dan Hongaria, di mana pasangan yang memiliki anak lebih bahagia daripada mereka yang tidak memiliki anak.
Apa yang menyebabkan variasi hasil antar Negara? Ternyata perbedaan tersebut disebabkan oleh hukum yang berlaku di sana.
Di Norwegia, memiliki anak lebih disukai daripada tidak memiliki anak karena beberapa alasan, termasuk fakta bahwa pengantin baru telah memperpanjang cuti orang tua, pemerintah memberikan subsidi untuk kebutuhan anak, dan orang tua seringkali memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel.
Dibandingkan dengan negara lain, aturan ini membuat orang tua bahagia. Pertimbangkan Indonesia, tidak ada hasil karena penelitian ternyata tidak melibatkan relawan Indonesia. Tingkat kebahagiaan memiliki anak dan tidak memiliki anak kira-kira identik, menurut penelitian Deaton & Stone. Bagaimana sudah mengerti apa itu Childfree?
Perbedaannya adalah bahwa memiliki anak membuat Anda lebih bahagia, sedangkan tidak memiliki anak membuat Anda lebih bahagia. Mana yang lebih unggul? Itu adalah pendapat Anda, yang merupakan pendapat diri sendiri. Bagaimana sudah paham mengenai apa itu childfree?
Anak-anak bukanlah sumber kebahagiaan terbesar bagi manusia. Menurut teori psikologi positif, lima faktor dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kebahagiaan seseorang:
- Emosi positif,
- Kapasitas untuk menikmati aktivitas sehari-hari (keterlibatan),
- Hubungan sosial yang signifikan,
- Pentingnya hidup,
- Rasa pencapaian atau kemajuan dalam hidup.
Ikatan sosial yang bermakna secara konsisten muncul sebagai penyumbang terbesar kebahagiaan manusia di antara kelima elemen ini, menurut banyak penelitian.
Memang benar memiliki anak akan meningkatkan interaksi sosial manusia, namun pasangan tanpa anak masih bisa mendapatkan keuntungan dari interaksi manusia.
Berdasarkan faktor-faktor ini, di percaya bahwa memilih untuk memiliki anak atau memilih untuk tidak memiliki anak (childfree) lebih disukai karena masing-masing memiliki suka dan duka.
Setidaknya saat ini, kita dapat mengambil sikap, orang yang memiliki anak tidak dapat mengutuk mereka yang tidak memiliki anak karena akan lebih menderita. Jangan salah mengambil arti dari apa itu childfree.
Demikian pula, mereka yang tidak memiliki anak tidak dapat menghakimi mereka yang memiliki anak karena akan lebih menderita. Karena tingkat kebahagiaan pada dasarnya sama!
Mungkin kembali ke kesimpulan, kita semua perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menghormati pilihan hidup orang lain, terutama orang Indonesia.
Hanya karena seseorang membuat pilihan yang berbeda dari kita, tidak memberi kita hak untuk mengutuknya atau merasa lebih tinggi darinya.
Perbedaan pendapat tidak selalu berarti bahwa yang satu benar dan yang lain salah, mereka juga dapat menunjukkan bahwa kedua belah pihak sama-sama benar atau salah.
Namun, seorang teman menjawab, “Tapi memiliki anak adalah wajib dalam agama saya!” Jika demikian, memang benar bagi pemeluk agama itu, melahirkan anak adalah tindakan yang ideal.
Keputusan yang ideal adalah memiliki anak karena memungkinkan orang tua menyempurnakan ibadahnya.
Juga non religious, orang-orang harus melihat bahwa itu sebenarnya adalah pilihan terbaik bagi mereka, setidaknya dengan menahan diri untuk tidak mengkritik orang-orang yang mendukung kebebasan anak. Apa itu childfree itu harus Anda pelajari secara detail.
Bagaimana Dampak Childfree Pada Kesehatan?
Anda dapat memiliki sejumlah efek kesehatan jika pernikahan Anda tidak memiliki anak. Wanita childfree mungkin mengalami kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari, menurut penelitian. Selain itu, penyakit ini menimbulkan kemungkinan meninggal lebih cepat atau dini. Pastikan dampak bagi kesehatan ini harus dipahami, pelajari apa itu Childfree secara menyeluruh.
Peluang Anda terkena kanker payudara juga dapat meningkat jika Anda tidak memiliki anak. Karena perubahan hormonal selama dua fase ini, risiko kanker payudara menurun selama kehamilan dan saat menyusui. Bisakah pasangan suami istri hidup bahagia tanpa memiliki anak?
Setelah menikah, memiliki anak memang membawa kenikmatan tersendiri bagi pasangan. Namun, ini tidak berarti bahwa pasangan tanpa anak tidak dapat merasakan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Fokus Anda akan terpecah jika Anda memiliki anak. Pasangan merasa mereka tidak mendapatkan seluruh fokus Anda. Anda bisa lebih berkonsentrasi pada diri sendiri dan pasangan jika belum memiliki anak.
Selain itu, sumber daya yang dihabiskan untuk membesarkan anak dapat digunakan untuk mengejar ambisi dan aspirasi lain, seperti aspirasi pekerjaan atau traveling. Anda dan pasangan mungkin merasa kesulitan untuk memiliki anak, terutama jika gaya hidup Anda di bawah standar.
Setelah menikah, memutuskan untuk tidak memiliki anak menjadi sebuah keputusan hidup bagi setiap orang. Pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak setelah menikah melakukannya karena berbagai alasan, termasuk masalah keuangan, kurangnya kesiapan untuk kewajiban besar, dan keinginan untuk mengabdikan seluruh hidup mereka pada pekerjaan.
Ingatlah bahwa hidup tanpa anak dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda. Konsultasikan dengan dokter sebelumnya jika Anda dan pasangan ingin melakukan tindakan ini. Apa itu childfree harus dipelajari secara lengkap, termasuk dampak pada kesehatan.
Bagaimana Dampak Positif dan Negatif Penerapan Konsep Childfree?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan istilah “dampak” sebagai benturan atau pengaruh yang dapat menimbulkan akibat yang menguntungkan dan merugikan. Dampak dan apa itu Childfree harus dipahami sebaik mungkin.
Setiap tindakan pasti memiliki akibat dan membawa resiko. Penerapan konsep childfree yang akhir-akhir ini menarik perhatian lebih besar di berbagai berita di situs media, serupa.
Mungkin Anda mulai memahami apa arti istilah “childfree”, yang menunjukkan keputusan yang dibuat oleh suami dan wanita yang setuju untuk tidak memiliki anak atau keturunan. Namun, Anda harus menyadari dampak positif dan negatif dari konsep childfree ini.
Berawal dari manfaat penerapan falsafah childfree yaitu menghilangkan sikap egois orang tua terhadap penghapusan kewajiban mengasuh anak. Anak-anak yang tidak berkeinginan untuk dilahirkan sering ditemukan terbebani ketika orang tua mereka semakin tua dalam hal tenaga, waktu, dan uang.
Selain itu, anak muda yang pada dasarnya tidak ingin dilahirkan ini terhindar dari kesulitan keuangan dan penyakit keturunan di masa depan. Apa itu childfree harus dipelajari, mengenai dampak positif dan negatifnya secara menyeluruh.
Selain itu, Childfree dipandang sebagai penyelamat anak-anak yang pada hakekatnya tidak memilih untuk dilahirkan demi menghindari ancaman perubahan iklim. Mengamati efek perubahan iklim yang sudah sangat nyata dan kelangkaan pasokan dan energi.
Mengenai beberapa efek yang negatif dari adopsi gagasan childfree, ternyata telah memicu perdebatan berkepanjangan di bidang sosial dan budaya Indonesia, yang sangat kontras dengan implementasi aktual konsep tersebut.
Lagi pula, dari segi sosial, budaya, dan agama, memiliki anak sebagai sarana mempertahankan perkawinan sudah menjadi stereotype di Indonesia sejak dulu.
Ternyata penerapan childfree juga berpengaruh pada sisi kesehatan, sehingga tidak sampai disitu saja. Menurut ulasan mengenai dampak kesehatan diatas, menerapkan hidup tanpa anak diketahui dapat meningkatkan peluang berkembangnya kanker payudara.
Karena perubahan hormonal selama kehamilan dan menyusui akan mengakibatkan penurunan kanker payudara.
Setiap orang sekarang mengambil keputusan masing-masing karena, seperti yang dikatakan sebelumnya, masing-masing pasti memiliki dampak dan bahayanya sendiri.
Konsep “childfree” harus diterapkan dengan cara yang sangat matang dan mempertimbangkan semua komponennya. Anda juga harus memastikan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya selaras. Bagaimana sudah mengerti apa itu Childfree?

Penutup
Bagaimana sudah paham mengenai childfree? Keputusan tidak mempunyai anak atau memiliki anak adalah pilihan hidup Anda bersama pasangan, yang terpenting adalah, kita selalu menjalani hidup dengan positif dan berbahagia. Bagaimana sudah paham? kalian bisa baca Artikel informatif lainnya di Content SEO disini.
Demikian ulasan yang bisa kami sampaikan mengenai apa itu childfree, alasan, penyebab, menurut islam, dan dampaknya, semoga bermanfaat.