Keraton Surakarta Hadiningrat atau dikenal sebagai Keraton Kasunanan Surakarta, berdiri di tengah Kota Surakarta, Jawa Tengah. 

Istana ini merupakan peninggalan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, salah satu kerajaan Jawa yang didirikan pada tahun 1745 oleh Susuhunan Pakubuwana II. 

Keraton Surakarta bukan hanya sebuah istana, tetapi pusat budaya dan spiritualitas Jawa. Kompleks keraton yang luas ini terdiri dari berbagai bangunan bersejarah, seperti Siti Hinggil Lor, Sasana Sewaka, dan Kamandungan. 

Di dalam keraton, tersimpan berbagai pusaka kerajaan, benda-benda bersejarah, dan koleksi seni yang tak ternilai harganya. 

Keraton Surakarta Hadiningrat menjadi daya tarik wisata utama di Solo. Wisatawan bisa menjelajahi kompleks keraton, mempelajari sejarah dan budaya Jawa, serta menyaksikan berbagai pertunjukan Seni Tradisional. 

“Keraton menjadi simbol kejayaan dan kekayaan budaya Jawa yang patut dilestarikan”

Sejarah Singkat Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta Hadiningrat adalah istana resmi Kasunanan Surakarta yang terletak di Kota Solo, Jawa Tengah. 

sejarah singkat keraton surakarta
Sejarah Singkat Keraton Surakarta (Source: Mblusukmen)

Keraton ini didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II sekitar tahun 1743-1744, sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada tahun 1743.

1. Awal mulai berdiri

Berdirinya Keraton Surakarta erat kaitannya dengan kemunduran Kerajaan Mataram Islam. 

Setelah mengalami beberapa kali pemindahan Ibu Kota, pada masa pemerintahan Amangkurat II, pusat pemerintahan Mataram dipindahkan ke daerah Wanakerta, yang kemudian disebut Kartasura. Namun, pada tahun 1743, Keraton Kartasura hancur akibat Geger Pecinan. 

2. Pemilihan Surakarta sebagai Ibu Kota Baru

Setelah peristiwa Geger Pecinan, Pakubuwana II memilih Desa Solo sebagai lokasi baru untuk membangun keraton. Pemilihan ini didasari oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Letak strategis: Solo terletak di jalur perdagangan strategis yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  • Sumber daya alam: Solo memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti padi, kayu, dan air.
  • Dukungan rakyat: Masyarakat Solo mendukung pendirian keraton baru di wilayah mereka.

3. Pembangunan Keraton dan Masa Kejayaan

Pembangunan Keraton Surakarta dimulai pada tahun 1745. Arsitektur keraton dirancang oleh Pangeran Mangkubumi, kemudian menjadi Sultan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwana I. 

Keraton Surakarta mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Pakubuwana V (1820-1858). Pada masa ini, keraton menjadi pusat pemerintahan, budaya, dan ekonomi Jawa Tengah. Keraton Surakarta juga menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa.

4. Keraton Surakarta saat ini

Saat ini, Keraton Surakarta masih menjadi kediaman resmi Sinuhun Pakubuwana XIII dan Hamengkubuwono X. Keraton Surakarta menjadi salah satu objek wisata budaya yang populer di Indonesia. 

Pengunjung bisa melihat berbagai macam peninggalan sejarah, seperti koleksi pusaka, kereta kencana, dan berbagai bangunan bersejarah.

Poin Penting

  • Keraton Surakarta didirikan sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan.
  • Keraton Surakarta mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Pakubuwana V.
  • Saat ini, Keraton Surakarta masih menjadi kediaman resmi Sinuhun Pakubuwana XIII dan objek wisata budaya yang populer.

Peninggalan Keraton Surakarta 

peninggalan keraton surakarta
Peninggalan Keraton Surakarta (Source: Indonesiakaya)

Peninggalan Keraton Surakarta Hadiningrat terbagi menjadi dua kategori utama: peninggalan fisik dan peninggalan non-fisik.

1. Peninggalan fisik

Kompleks Keraton terdiri dari berbagai bangunan dengan arsitektur Jawa yang indah, seperti:

  • Sitihinggil: Tempat pertemuan raja dengan para bangsawan dan tamu penting.
  • Sasana Sewaka: Tempat raja menerima laporan dari para pejabatnya.
  • Pamedan: Alun-alun keraton yang digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti upacara adat dan pertunjukan seni.
  • Museum Keraton Surakarta: Menampung berbagai koleksi benda bersejarah, seperti kereta kencana, senjata, dan pakaian kerajaan.
  • Masjid Agung: Masjid resmi keraton yang memiliki arsitektur yang unik.
  • Taman Sriwedari: Taman yang indah dengan berbagai air mancur dan patung.
  • Pasar Gede: Pasar tradisional yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari.

2. Peninggalan non-fisik 

Keraton Surakarta masih melestarikan berbagai tradisi dan budaya Jawa, seperti:

  • Wayang kulit: Pertunjukan boneka kulit yang menceritakan kisah-kisah dari Jawa.
  • Batik: Kain tradisional dengan motif yang indah.
  • Gamelan: Alat musik tradisional Jawa yang terbuat dari perunggu.
  • Naskah kuno: Keraton Surakarta memiliki koleksi naskah kuno yang berharga tentang sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan Jawa.

Peninggalan-peninggalan Keraton Surakarta ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Keraton Surakarta tidak hanya menjadi tempat wisata yang menarik, tetapi menjadi pusat pelestarian budaya Jawa.

Berikut beberapa informasi tambahan tentang peninggalan Keraton Surakarta:

  • Museum Keraton Surakarta: Buka setiap hari Senin – Kamis pukul 09.00–14.00, sedangkan Sabtu – Minggu 09.00–15.00.
  • Tiket masuk Keraton Solo: Mahasiswa dan pelajar itu Rp 10.000, untuk umum Rp 25.000.
  • Taman Sriwedari: Buka setiap hari 24 jam. 
  • Tiket masuk Sriwedari: Untuk wisatawan Nusantara, harga tiket Rp 20.000, wisatawan asing Rp 50.000
  • Pasar Gede: Setiap hari 24 jam

Selain peninggalan-peninggalan yang disebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan Keraton Surakarta yang menarik untuk dipelajari dan dijelajahi. 

Apa Fungsi Keraton Surakarta?

fungsi keraton
Fungsi Keraton (Source: Wikipedia)

Keraton Surakarta Hadiningrat memiliki berbagai fungsi penting, baik di masa lampau maupun saat ini. Berikut beberapa fungsinya:

1. Fungsi Historis

Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1745 sebagai pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, salah satu kerajaan Jawa yang besar dan berpengaruh. Dari keraton ini, Sunan Pakubuwana dan para penerusnya memerintah wilayah yang luas dan mengatur kehidupan rakyatnya.

Kemegahan arsitektur keraton dan kompleksnya menjadi simbol kekuatan dan kejayaan Kasunanan Surakarta. Keraton ini menjadi pusat pengambilan keputusan politik dan ekonomi, serta pusat diplomasi dengan kerajaan-kerajaan lain dan penjajah Belanda.

Keraton Surakarta menjadi pusat pelestarian dan pengembangan budaya Jawa. Di sinilah berbagai tradisi, kesenian, dan adat istiadat Jawa dijaga dan dilestarikan. Keraton menjadi tempat para seniman, budayawan, hingga cendekiawan berkumpul dan berkreasi.

2. Fungsi Modern

Saat ini, Keraton Surakarta masih menjadi pusat pelestarian budaya Jawa. Di sini, berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti wayang kulit, gamelan, hingga tari, masih dilestarikan dan ditampilkan secara rutin. Wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan ini dan belajar tentang budaya Jawa yang kaya.

Keraton Surakarta menjadi salah satu objek wisata budaya yang populer di Indonesia. Wisatawan bisa berkeliling kompleks keraton, melihat arsitekturnya yang indah, dan mempelajari sejarah Kasunanan Surakarta. Berbagai museum dan pameran tersedia di dalam keraton.

Keraton Surakarta masih dipimpin oleh keturunan Sunan Pakubuwana, yang dikenal sebagai Sinuhun. Sinuhun dan keraton masih menjalankan berbagai tradisi hingga ritual adat Jawa, dan berperan sebagai penjaga nilai-nilai budaya Jawa.

Aktivitas Wisata Sejarah di Keraton Surakarta 

Berikut adalah beberapa aktivitas wisata sejarah yang bisa kamu lakukan di Keraton Surakarta Hadiningrat:

1. Mengunjungi Museum Keraton Surakarta 

Museum Keraton Surakarta Hadiningrat adalah museum yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah peninggalan Keraton Surakarta. 

Koleksi museum ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu koleksi bagian barat dan koleksi bagian timur. Di bagian barat, wisatawan bisa melihat berbagai benda pusaka keraton, seperti kereta kencana, tandu, patung, senjata kuno, dan gamelan. 

Sedangkan di bagian timur, kamu bisa melihat berbagai benda-benda peninggalan budaya Jawa, seperti wayang kulit, batik, dan kerajinan tangan.

2. Menyaksikan Upacara Adat dan Budaya

Keraton Surakarta Hadiningrat masih sering mengadakan berbagai upacara adat dan budaya, seperti Sekaten, Garebeg, dan Malam Suro. Upacara-upacara ini merupakan bagian dari tradisi Keraton Surakarta yang telah dilestarikan selama berabad-abad. 

Menyaksikan upacara adat dan budaya di keraton ini merupakan pengalaman yang sangat menarik dan memberimu kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang budaya Jawa.

3. Menikmati Pertunjukan Seni

Keraton Surakarta Hadiningrat juga sering mengadakan pertunjukan seni, seperti wayang kulit, tari tradisional Jawa, dan gamelan. 

Pertunjukan seni ini biasanya diadakan di pendopo keraton dan terbuka untuk umum. Menikmati pertunjukan seni di keraton ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mempelajari budaya Jawa dan melihat bakat para seniman lokal.

4. Mengikuti tour Wisata Keraton

Kamu bisa mengikuti tour wisata keraton untuk mempelajari lebih dalam tentang sejarah dan budaya Keraton Surakarta Hadiningrat. 

Tempat wisata ini biasanya dipandu oleh Guide yang berpengalaman dan akan membawamu ke berbagai bagian keraton, seperti pendopo, dalem, dan museum.

5. Berfoto di Spot yang Instagramable

Keraton Surakarta Hadiningrat memiliki banyak spot-spot instagramable yang menarik untuk difoto. Beberapa spot-spot instagramable di keraton ini antara lain, pendopo, dalem, museum, dan taman keraton.

Jam Buka:

  • Keraton Surakarta Hadiningrat buka setiap hari Selasa-Kamis pukul 09.00-14.00 WIB.
  • Pada hari Sabtu dan Minggu, keraton buka pukul 09.00-15.00 WIB.
  • Keraton tutup pada hari Jumat.

Harga Tiket

  • Tiket masuk Keraton Solo: Mahasiswa dan pelajar itu Rp 10.000, untuk umum Rp 25.000.
Silsilah Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta Hadiningrat didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1745, sebagai kelanjutan dari Kesultanan Mataram Islam yang terpecah dua. Berikut silsilah raja-raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat:

  • Pakubuwono II (1745-1749)
  • Pakubuwono III (1749-1788)
  • Pakubuwono IV (1788-1820) 
  • Pakubuwono V (1820-1823)
  • Pakubuwono VI (1823-1830)
  • Pakubuwono VII (1830-1858)
  • Pakubuwono VIII (1859-1861)
  • Pakubuwono IX (1861-1893)
  • Pakubuwono X (1893-1938)
  • Pakubuwono XI (1938-1945)
  • Pakubuwono XII (1945-2013)
  • Pakubuwono XIII (2013-sekarang)
Poin Penting
  • Perpecahan Mataram: Pada tahun 1755, Kesultanan Mataram Islam terpecah menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Perpecahan ini terjadi akibat Perjanjian Giyanti yang ditandatangani antara VOC dan Pangeran Mangkubumi (kemudian menjadi Sultan Hamengkubuwono I).
  • Intervensi Belanda: Belanda memiliki pengaruh besar terhadap Keraton Surakarta Hadiningrat. 
  • Peran dalam Pergerakan Nasional: Meskipun di bawah pengaruh Belanda, beberapa raja Surakarta tetap menunjukkan simpati terhadap pergerakan nasional. Contohnya, Pakubuwono X yang mendukung Budi Utomo dan Pakubuwono XI yang mendukung Sumpah Pemuda.
Bagaimana Cara Menuju Ke Keraton Solo?

Untuk menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat, terdapat beberapa jalur yang bisa diambil, tergantung asal tujuanmu. Berikut beberapa arah yang bisa diambil:

  • Dari Istana Mangkunegaran: Jaraknya hanya 2,6 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 8 menit dengan kendaraan pribadi atau umum.
  • Dari Stasiun Solo Balapan: Jaraknya sekitar 4,3 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 12 menit dengan kendaraan pribadi atau umum.
  • Dengan Bis: Jalur bis yang bisa digunakan untuk menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat adalah K7, K10, dan K11. Rute bus ini bisa dilihat pada aplikasi Moovit.
  • Dengan Kendaraan Pribadi: Jika kamu memiliki kendaraan pribadi, bisa lewat jalan Wirengan untuk menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat. 
  • Dengan Transportasi Umum: Selain menggunakan bis, kamu bisa menggunakan transportasi umum lainnya untuk menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat. Akses ke destinasi wisata sejarah dan budaya ini mudah, karena bangunan keraton mudah ditemukan.
Yuk Wisata Sejarah ke Keraton Solo

Keraton Surakarta memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya Jawa. Keraton ini tidak hanya menjadi simbol kejayaan masa lampau, tetapi menjadi pusat pelestarian budaya Jawa dan objek wisata yang populer.

Yuk explore Keraton Surakarta Hadiningrat untuk merasakan pengalaman budaya Jawa yang penuh history!

Sumber:

  • Https://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Surakarta_Hadiningrat
  • Https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/
  • Https://daerah.sindonews.com/read/985507/707/sejarah-singkat-dan-silsilah-raja-dari-kasunanan-surakarta-hadiningrat-1672660901
  • Https://www.instagram.com/kraton_solo/?Hl=en
  • Http://keraton-surakarta.blogspot.com/2013/05/peta-arah-jalan-menuju-keraton-surakarta.html?M=1
  • Https://www.rumah123.com/explore/kota-surakarta/keraton-surakarta-hadiningrat/
  • Https://bob.kemenparekraf.go.id/1888-keraton-surakarta-hadiningrat/
  • Https://moovitapp.com/index/id/Tranportasi_Umum-Keraton_Surakarta_Hadiningrat-Surakarta-site_19223830-4385
  • Https://www.kompasiana.com/khodidwi/638893ca4addee10a56c95d2/keraton-surakarta-hadiningrat-melestarikan-heritage-of-java-melalui-museum-sebagai-wisata-sejarah-dan-budaya

FAQ:

Yap, Kerajaan Surakarta atau Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih ada hingga saat ini. Kerajaan yang berpusat di Kota Surakarta ini merupakan salah satu dari kerajaan di Indonesia yang masih dilestarikan dan menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia.

Meskipun tidak lagi memiliki kekuasaan politik seperti di masa lampau, Keraton Surakarta masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan (Raja) dan keluarga keraton. Tradisi dan budaya kesunanan pun masih dilestarikan dan dijaga hingga saat ini.

Kompleks bangunan keratonnya menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi dan menjadi objek wisata sejarah yang populer di Surakarta. Pengunjung bisa melihat bangunan keraton yang megah, mempelajari sejarah kerajaan, dan menyaksikan berbagai pertunjukan budaya tradisional Jawa.

Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran, meskipun sama-sama kediaman bangsawan Jawa, memiliki beberapa perbedaan. Berikut beberapa perbedaan utama:

  • Status pemerintahan: Keraton Solo, atau Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dulunya adalah sebuah kerajaan. Sementara Pura Mangkunegaran adalah kadipaten yang pernah berada di bawah kekuasaan Keraton Solo.
  • Gelar pemimpin: Pemimpin Keraton Solo bergelar Sunan Pakubuwono, sedangkan pemimpin Pura Mangkunegaran bergelar Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara.
  • Alun-alun: Keraton Solo memiliki Alun-alun Utara dan Selatan, sedangkan Pura Mangkunegaran tidak memiliki alun-alun karena statusnya sebagai kadipaten
  • Sejarah: Keraton Solo berdiri terlebih dahulu pada tahun 1745, sedangkan Pura Mangkunegaran baru didirikan pada tahun 1757 oleh Mangkunegara I yang merupakan pangeran dari Keraton Solo.

Meskipun memiliki beberapa perbedaan, keduanya sama-sama menjadi ikon budaya dan sejarah penting di Kota Solo.

Scroll to Top