Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan Solo atau Sala, adalah sebuah kota di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini memiliki luas 44,04 km2 dan berpenduduk sekitar 587.646 jiwa, dengan kepadatan 13.636 jiwa/km2. 

Surakarta terletak di lembah Sungai Bengawan Solo, di antara Kabupaten Karanganyar dan Boyolali di utara, Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo di timur serta barat, dan Kabupaten Sukoharjo di selatan. 

Kota ini dilintasi oleh jalur kereta api utama antara Jakarta dan Yogyakarta, dan memiliki Bandara Internasional Adi Soemarmo.

Sejarah Kota Surakarta

Sejarah Kota Surakarta berawal dari Sala, sebuah desa kecil di tepi Sungai Bengawan Solo. Nama “Solo” sendiri berasal dari banyaknya pohon Sala (Couroupita Guianensis) yang tumbuh di daerah tersebut.

sejarah surakarta

 

Source: Wikipedia

Pada tahun 1745, Kerajaan Mataram yang sebelumnya berpusat di Kartasura mengalami permasalahan internal. Hal ini menyebabkan Pakubuwono II, Raja Mataram saat itu, memindahkan keratonnya ke Desa Sala. 

Pemindahan ini menandai berdirinya Kota Surakarta sebagai pusat pemerintahan baru Kerajaan Mataram. Namun, pemindahan keraton ini tidak menyelesaikan masalah internal Mataram. 

Pada tahun 1755, terjadi Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi dua kerajaan: Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pakubuwono II tetap memerintah di Surakarta sebagai raja Kasunanan.

Pada masa kolonial Belanda, Surakarta menjadi salah satu daerah Vorstenlanden (swapraja) yang memiliki otonomi terbatas. Belanda tetap memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan dan ekonomi Surakarta.

Masyarakat Surakarta juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa Revolusi Nasional, Surakarta menjadi salah satu medan pertempuran sengit antara pejuang Indonesia dan pasukan Belanda.

Setelah kemerdekaan, Surakarta menjadi kotamadya dan kemudian kota besar di Jawa Tengah. Kota ini terus berkembang menjadi pusat budaya, pendidikan, dan perdagangan di kawasan Solo Raya. Beberapa poin penting dalam sejarah Kota Surakarta:

     

      • 1745: Pemindahan Keraton Mataram ke Desa Sala, menandai berdirinya Surakarta.

      • 1755: Perjanjian Giyanti, Mataram terbagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

      • Abad ke-19: Surakarta menjadi daerah Vorstenlanden di bawah kekuasaan kolonial Belanda.

      • 1945-1949: Revolusi Fisik, Surakarta menjadi medan pertempuran sengit.

      • Pasca kemerdekaan: Surakarta berkembang menjadi pusat budaya, pendidikan, dan perdagangan.

    Julukan dan Semboyan Surakarta

    Surakarta memiliki beberapa julukan terkenal, antara lain:

    1. Kota Batik

     Julukan ini disematkan karena Surakarta merupakan pusat industri batik di Indonesia. Batik Solo terkenal dengan motifnya yang indah dan kerumitan proses pengerjaannya.

    2. Kota Budaya

    Surakarta dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa. Disini, terdapat banyak sekali peninggalan sejarah dan budaya Jawa, seperti Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, dan Pasar Gede. 

    Berbagai pertunjukan seni tradisional Jawa juga masih dilestarikan di Surakarta, seperti Wayang Kulit, Gamelan, dan Tari Tradisional.

    3. Kota Liwet

    Julukan ini merujuk pada tradisi kuliner khas Solo, yaitu nasi liwet. Jadi, Nasi liwet adalah nasi gurih yang dimasak dengan santan dan berbagai macam bumbu rempah. Biasanya, nasi liwet disajikan dengan ayam opor, telur pindang, dan sambal goreng ati. 

    semboyan kota solo

     

    Source: Pemerintah Surakarta

    Semboyan resmi Kota Surakarta adalah “Berseri“, yang merupakan akronim dari “Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah”. Semboyan ini mencerminkan cita-cita masyarakat Surakarta untuk membangun kota yang bersih, sehat, rapi, dan indah.

    Selain semboyan resmi, Surakarta juga memiliki slogan pariwisata yaitu “The Spirit of Java“. Slogan ini bertujuan untuk mempromosikan Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa dan destinasi wisata yang menarik.

    Keberagaman di Surakarta

    Surakarta adalah kota yang beragam dengan penduduk dari berbagai suku, agama, dan budaya. Mayoritas penduduk Surakarta adalah Jawa, tetapi ada juga minoritas seperti Tionghoa, Arab, dan Eropa. 

    Agama utama di Surakarta adalah Islam, tetapi ada juga minoritas Kristen, Hindu, dan Buddha. Keberagaman agama ini terlihat dari keberadaan berbagai tempat ibadah, seperti Masjid, Gereja, Pura, dan Klenteng.

    Toleransi antarumat beragama di Surakarta terjaga dengan baik, dan setiap agama dapat menjalankan ibadah dengan bebas. 

    keberagaman budaya di solo

     

    Source: Indonesia Travel

    Surakarta terkenal dengan budaya Jawa, seperti batik, wayang kulit, dan gamelan. Budaya Jawa ini dilestarikan melalui berbagai kegiatan, seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan tradisi adat.

    Selain budaya Jawa, Surakarta memiliki budaya lain yang dipengaruhi oleh etnis-etnis yang tinggal di kota ini, seperti budaya Tionghoa dan Arab.

    Surakarta memiliki kuliner yang khas dan beragam, seperti Nasi Liwet, Tengkleng, Serabi, dan Selat Solo. 

    Kuliner ini dapat ditemukan di berbagai warung makan, restoran, dan pedagang kaki lima. Keberagaman kuliner di Surakarta merupakan daya tarik wisata yang tak boleh dilewatkan.

    Bahasa utama yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa. Namun, bahasa Indonesia juga digunakan secara luas, terutama dalam komunikasi formal dan perdagangan.

    Selain itu, bahasa Tionghoa dan Arab juga digunakan oleh etnis masing-masing. Keberagaman di Surakarta merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh kota ini. 

    Keragaman ini menjadi daya tarik wisata dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Solo. Berikut beberapa contoh yang menunjukkan keberagaman di Surakarta:

       

        • Perayaan Hari Raya: Masyarakat Surakarta merayakan berbagai hari raya keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Imlek, dan Waisak.

        • Festival Budaya: Surakarta memiliki berbagai festival budaya, seperti Festival Batik Solo, Festival Keraton Solo, dan Sekaten.

        • Kampung Budaya: Surakarta memiliki beberapa kampung budaya, seperti Kampung Batik Laweyan dan Kampung Arab Pasar Kliwon.

      Surakarta adalah kota yang toleran dan inklusif, di mana semua orang dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmonis. Keberagaman di Surakarta merupakan aset berharga yang perlu dilestarikan dan dijaga.

      Ekonomi dan Perdagangan di Surakarta

      Ekonomi Surakarta didasarkan pada berbagai sektor, termasuk Manufaktur, Perdagangan, Pariwisata, dan Pertanian. 

      Kota ini adalah pusat industri batik, dan memproduksi berbagai macam produk lainnya, seperti tekstil, makanan, dan kerajinan tangan. 

      Surakarta juga merupakan tujuan wisata populer, dengan banyak wisatawan yang datang untuk menikmati budaya dan sejarah kota.

         

          • Pertumbuhan Ekonomi: Pada tahun 2023, ekonomi Surakarta mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,57%, lambat dibandingkan 2022 yakni 6,25%.

          • Struktur Ekonomi: Lapangan Usaha Konstruksi mendominasi dengan kontribusi 25,94% pada tahun 2022. 

        Pusat Perdagangan di Surakarta

           

            1. Pasar Klewer: Pusat belanja pakaian

            1. Pasar Mebel: Pusat Mebel Surakarta

            1. Pasar Gede: Menyediakan kebutuhan pokok 

            1. Pasar Depok: Surga bagi pecinta burung dan hewan

            1. Pasar Windujenar (Triwindu): Tempat berburu barang antik

            1. Pasar Kembang: Tidak pernah tidur atau buka 24 jam

          Pendidikan di Kota Surakarta

          Surakarta memiliki banyak sekolah dan universitas, termasuk Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta). Kota surakarta adalah salah satu pusat pendidikan tinggi di Jawa Tengah.

          Tempat Wisata di Surakarta

          Surakarta adalah tujuan wisata populer dengan banyak destinasi wisata yang wajib dikunjungi, berikut beberapa diantaranya:

          1. Keraton Surakarta Hadiningrat

          Keraton Solo adalah istana resmi Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan merupakan salah satu keraton terbesar dan paling indah di Jawa.

          2. Pasar Gede Hardjonagoro

          Pasar Gede adalah pasar tradisional yang ramai di mana pengunjung dapat menemukan berbagai macam barang, seperti makanan, buah, batik, dan souvenir.

          3. Kampung Batik Laweyan

          Kampung Batik Laweyan adalah pusat industri batik di Kota Surakarta, dimana wisatawan dapat melihat proses pembuatan batik dan membeli batik langsung dari pengrajinnya.

          4. House of Danar Hadi

          Rumah Batik Danar Hadi  adalah sebuah kompleks wisata budaya terpadu yang berfokus pada batik.

          5. Taman Balekambang Surakarta

          Taman Balekambang Surakarta adalah sebuah taman kota yang terletak di Jalan Ahmad Yani. Taman ini memiliki luas sekitar 9,8 hektar dan merupakan salah satu taman tertua di Kota Surakarta.

          6. Pura Mangkunegaran

          Pura Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Mangkunegaran dan tempat kediaman para Adipati Mangkunegaran.

          pura mangkunegaran

           

          Source: Pariwisata Provinsi Jawa Tengah

          Pura Mangkunegaran bukan hanya peninggalan sejarah dan budaya yang berharga, tetapi destinasi wisata populer di Indonesia.

          7. Taman Sriwedari Surakarta

          Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman bersejarah yang terletak di Kecamatan Laweyan. Taman ini memiliki luas sekitar 9,9 hektar dan sudah menjadi landmark bagi kota Solo sejak didirikan pada tahun 1877.

          8. Tumurun Private Museum

          Tumurun Private Museum adalah museum seni rupa milik pribadi di Kota Surakarta. Didirikan pada April 2018 oleh keluarga Lukminto, pendiri Sri Rejeki Tekstil Inc., yang dikenal sebagai produsen tekstil terbesar di Asia.

          9. Masjid Agung Keraton Surakarta

          Masjid Agung Keraton Surakarta adalah masjid bersejarah yang terletak di kompleks Keraton Surakarta, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh Sunan Pakubuwono III pada tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768.

          10. Benteng Hindia Belanda Vastenburg

          Benteng Vastenburg adalah sebuah benteng peninggalan Belanda yang terletak di Kelurahan Kedung Lumbu. 

          Benteng ini dibangun pada tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff dengan tujuan untuk memperkuat kekuasaan Belanda di wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya.

          11. Pasar Triwindu

          Pasar Triwindu adalah sebuah pasar antik yang terletak di Kota Surakarta. Pasar ini terkenal sebagai salah satu tempat terbaik di Indonesia untuk menemukan berbagai macam barang antik, mulai dari furnitur, patung, lukisan, hingga perhiasan. 

          12. Night Market Ngarsopuro

          Pasar Malam Ngarsopuro, adalah sebuah pasar malam yang terletak di Jalan Diponegoro, Ngarsopuro. Pasar malam ini buka setiap Sabtu malam, mulai pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB.

          13. De Tjolomadoe

          De Tjolomadoe adalah bekas pabrik gula yang terletak di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Dulunya De Tjolomadoe adalah tempat untuk mengolah tebu menjadi gula, namun sekarang menjadi Museum.

          14. Gedung Djoeang 45

          Gedung Djoeang 45 adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Kota Surakarta. Dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1876 dan selesai pada 1880, gedung ini memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

          15. Solo Safari

          Solo Safari adalah sebuah kebun binatang dan taman edukasi satwa yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah. 

          solo safari

           

          Source: Tiket.com

          Dulunya dikenal sebagai Taman Satwa Taru Jurug, Solo Safari telah direvitalisasi menjadi tempat yang lebih modern dan edukatif di bawah kepemimpinan Walikota Gibran Rakabuming Raka.

          16. Vihara Dhamma Sundara

          Dhamma Sundara adalah sebuah Vihara Buddha yang terletak di Pucangsawit, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. 

          Vihara ini didirikan pada tahun 2002 oleh pengusaha pemilik Sun Motor Group bernama Sundoro Hosea dan diresmikan pada tanggal 24 Maret 2002.

          17. Museum Radya Pustaka

          Radya Pustaka adalah sebuah museum yang terletak di Surakarta. Museum ini didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, dan dinobatkan sebagai museum tertua di Indonesia.

          18. Museum Keris Nusantara

          Museum Keris adalah sebuah museum yang didedikasikan untuk keris, pusaka warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda pada tahun 2005. 

          Museum ini terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah, dan didirikan pada tahun 2013 oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

          19. Taman cerdas Jebres

          Taman ini memiliki arena bermain yang luas dengan berbagai permainan, seperti ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit. Arena ini aman dan nyaman untuk anak-anak bermain.

          20. Pandawa Water World

          Pandawa adalah sebuah taman wisata air bertemakan wayang Mahabharata yang berada di Solo Baru, Sukoharjo. Diresmikan pada tanggal 22 Desember 2007, tempat wisata ini menjadi salah satu tujuan wisata keluarga favorit di Surakarta.

          21. Pracima Tuin

          Pracima Tuin adalah taman dan restoran yang terletak di kompleks Puro Mangkunegaran. Taman ini baru saja diresmikan pada awal tahun 2023 setelah direvitalisasi dari taman pribadi Mangkunegoro VII menjadi ruang publik.

          22. Kampung Batik Kauman

          Kampung Batik Kauman adalah sebuah kampung batik yang terletak di kelurahan Kauman. 

          Kampung ini terkenal sebagai pusat pengrajin batik sejak lama dan disinyalir merupakan kampung pertama yang ada di Kota Surakarta.

          23. Galabo Kuliner Malam

          Galabo atau Gladag Langen Bogan, adalah sebuah pusat kuliner malam di Solo. Galabo merupakan singkatan dari Gladag, Langen, Bogan, nama tiga jalan yang bertemu di lokasi tersebut.

          24. Monumen Pers Nasional

          Monumen Pers adalah sebuah monumen sekaligus museum yang didedikasikan untuk sejarah Pers Nasional Indonesia.

          monumen pers nasional

           

          Source: Wikipedia

          Terletak di Surakarta, Jawa Tengah, monumen ini menjadi simbol penting bagi insan pers di Indonesia.

          25. Pasar Klewer

          Pasar Klewer adalah pusat tekstil terbesar di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pasar ini terkenal sebagai surga bagi para pecinta batik, berbagai macam kain batik dapat ditemukan di sana.

          26. Masjid Raya Sheikh Zayed

          Masjid Sheikh Zayed Solo adalah sebuah masjid yang terletak di Kota Surakarta.  Masjid ini diresmikan pada 14 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan

          masjid raya sheikh zayed

           

          Source: CASA Indonesia

          Masjid Raya Sheikh Zayed merupakan replika dari Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

          27. Summerland Tirtamas Water Park

          Summerland Tirtamas Water Park adalah taman air terbaru di Kota Solo.  Diresmikan pada 17 November 2023. Tempat wisata ini menawarkan berbagai wahana air yang menyenangkan.

          Budaya di Surakarta

          Surakarta adalah pusat budaya Jawa, dengan berbagai macam pertunjukan seni tradisional, seperti wayang kulit, gamelan, dan tari. Kota ini sering mengadakan festival serta acara budaya, seperti Sekaten dan Grebeg Sudiro.

          Bahasa utama yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa. Bahasa Indonesia juga digunakan secara luas, terutama dalam konteks resmi dan bisnis.

          Pernikahan adat Jawa di Kota Surakarta adalah upacara yang cukup rumit dan penuh warna. Upacara ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan melibatkan berbagai macam ritual serta tradisi.

          Surakarta terkenal dengan berbagai macam tarian tradisionalnya, seperti tari Bedhaya Ketawang, tari Gambyong, dan tari Srimpi. Tarian-tarian ini biasanya ditampilkan dalam upacara adat dan festival budaya.

          Batik adalah kain tradisional Jawa yang dibuat menggunakan teknik pewarnaan lilin. Surakarta adalah salah satu pusat industri batik di Indonesia, batiknya terkenal dengan desain yang rumit dan warna yang menarik.

          Itu dia informasi singkat mengenai kota Surakarta Hadiningrat, yuk #exploresolo#kulinersolo.

          Sumber:

             

            FAQ

            Singkatnya, Solo dan Surakarta adalah nama untuk kota yang sama persis, cuma beda fungsinya aja. Surakarta adalah nama resmi Administratif kotanya. Nama ini yang dipakai di keperluan resmi (Dokumen Pemerintah).

            Solo adalah sebutan populer yang lebih sering dipakai Masyarakat sehari-hari. Jadi, kalau ngobrol sama teman, bilang “Solo” aja gak masalah.  Tapi kalau ngisi formulir resmi, pakai “Surakarta” ya!

            Solo memiliki banyak sekali kuliner khas yang wajib dicoba, berikut beberapa di antaranya:

            • Nasi Liwet: Nasi gurih dimasak dengan santan dan daun salam, disajikan dengan berbagai lauk seperti ayam opor, telur pindang, serundeng, dan sambal goreng ati.
            • Timlo: Sup berkuah bening berisi berbagai macam sayuran, daging, dan telur rebus.
            • Sate Buntel: Daging kambing cincang yang dibungkus lemak tipis dan dibakar.
            • Selat Solo: Hidangan daging sapi panggang yang disiram dengan saus kacang dan disajikan dengan berbagai macam pelengkap seperti telur rebus, acar, dan kentang goreng.
            • Cabuk Rambak: Ketupat yang dipotong kecil-kecil dan disiram dengan saus kacang pedas manis.
            • Brambang Asem: Sayuran segar dengan irisan bawang merah, mentimun, tomat, dan tauge yang disiram dengan saus kacang pedas manis.
            • Serabi Notosuman: Serabi tradisional yang terbuat dari tepung beras dan santan. Dimasak diatas tungku tanah liat dan disajikan dengan berbagai topping.
            • Tengkleng Gajah: Sup iga kambing yang dimasak dengan bumbu rempah-rempah.
            • Dawet Telasih: Minuman segar yang terbuat dari santan, gula merah. Cendol hijau yang diberi topping es serut dan daun telasih.
            Scroll to Top